Sebetulnya di tahun 2021 ini, saya sudah lama tidak menggunakan Netbeans. Terakhir pakai di versi 8, dan sekarang sudah versi 11. Tapi ya apa boleh buat, ada client yang pengen pakai ini dan tanya bagaimana caranya. Dengan semangat maju tak gentar membela yang bayar, baiklah mari kita install.
Biasanya, instalasi Netbeans tinggal next-next saja sampai finish. Tapi karena Java di laptop saya diinstal menggunakan SDKMAN, maka installernya Netbeans macet dengan pesan error berikut ini
Sebagai orang IT, kita selalu dipanggil apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan komputer. Baik itu printer, proyektor, apalagi internet. Ditambah lagi di jaman ini, meeting online sudah menjadi kebutuhan dasar di semua institusi. Apabila terjadi gangguan internet, maka kita orang IT adalah yang paling pertama dipanggil.
Salah satu masalah yang kita alami pada waktu melakukan live streaming, apalagi di lokasi event, adalah ketersediaan internet. Kita belum tentu dapat akses internet gedung yang biasanya menggunakan fiber optik dan kabel, stabil dan kencang. Biasanya kita mengandalkan koneksi modem wifi (mifi) yang menggunakan koneksi seluler. Beberapa rekan bahkan membeli wajan mikrotik untuk memperkuat sinyal.
Walaupun demikian, kita tetap mengalami kepanikan apabila provider seluler yang kita gunakan ternyata sedang gangguan. Mau pakai wajan selebar apapun, kalau providernya sedang bermasalah, ya tentu tidak akan menolong.
Selain itu, kondisi sinyal di lokasi kita tidak bisa pastikan. Ada lokasi yang Telkomsel berjaya, XL tiarap. Tapi di lokasi lain, justru XL ngebut, Indosat ngesot. Jadi kita harus gonta-ganti simcard sesuai yang sinyal yang bagus.
Jadi, akhirnya saya mencari cara untuk menggabungkan beberapa provider seluler sehingga tidak terlalu manual gonta-ganti modem dan simcard.
Setelah menjelajah dunia maya bertahun-tahun – sebetulnya saya mulai kepikiran masalah ini sejak awal live streaming di tahun 2019 dulu – akhirnya saya menemukan solusi yang sesuai dengan keinginan saya.
Buat yang ingin menginstal repository Git di server sendiri, Gitlab adalah aplikasi yang populer dan banyak digunakan karena open source, gratis, dan lengkap fiturnya. Gitlab juga sampai sekarang sangat aktif dikembangkan oleh para maintainernya, sehingga fitur-fitur baru terus bermunculan.
Hal ini tentu menggembirakan bagi para penggunanya, tapi juga relatif merepotkan bagi yang bertugas mengurus servernya. Ya apa lagi kalau bukan urusan upgrade versi. Begitu kita lupa upgrade beberapa bulan saja, maka kita akan ketinggalan rilis major version, sehingga urusan upgrade tidak lagi sesederhana apt update && apt upgrade -y.
Nah pada artikel ini saya akan mencatat langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengupgrade Gitlab agar bisa kembali menyusul versi terbaru.
Flutter adalah framework pengembangan aplikasi untuk membuat aplikasi Android dan iOS sekaligus. Jadi dengan coding satu kali saja, kita bisa menghasilkan dua versi aplikasi, Android dan iOS. Sebetulnya framework multiplatform seperti ini bukanlah hal yang baru. Di jaman dahulu, kita mengenal PhoneGap (yang sekarang disebut Apache Cordova) dan Sencha Touch. Kemudian yang agak modern ada Ionic dan ReactNative.
Yang membuat Flutter relatif cepat naik daun adalah karena disponsori Google. Iming-iming Google sebagai sponsor utama Android membuat banyak developer yakin dengan adopsi Flutter, minimal di platform Android. Walaupun demikian, Google memiliki track record yang kurang meyakinkan dalam hal framework. Kita sudah melihat apa yang terjadi dengan AngularJS. Setelah banyak yang mengadopsi, kemudian ditulis ulang. Sehingga semua aplikasi yang sudah dibuat dengan AngularJS, harus dibuat ulang dari nol dengan Angular.
Walaupun demikian, sepertinya Flutter ini cukup populer dan masif adopsinya. Sehingga perlu kita explore lebih jauh. Untuk itu, pada artikel ini kita akan membahas tentang persiapan coding Flutter.
Pada artikel sebelumnya, kita telah mengamankan aplikasi kita supaya data pribadi yang kita tampung di aplikasi dapat diamankan dengan baik. Solusinya adalah menggunakan Vault.
Kali ini, kita akan membahas instalasi dan konfigurasi Vault untuk kita pasang di production server. Setup yang kita akan bahas adalah setup minimalis dengan satu node saja. Apabila terjadi error terhadap node tersebut, maka akan ada downtime sementara kita menyiapkan node pengganti dan melakukan restorasi data.