04 Mar 2009
Null Date di MySQL
Bila memiliki tipe data DATE di database MySQL, format standarnya adalah yyyy-MM-dd.
Jadi, bila kita mau mengisi 17 Agustus 1945, kita lakukan seperti ini
INSERT INTO hari_besar_nasional (tanggal, keterangan)
VALUES ('1945-08-17', 'Hari Kemerdekaan RI');
Bila kita tidak mengisikan tanggal alias NULL, maka MySQL akan mengisi kolom tersebut dengan nilai 0000-00-00. Sayangnya, nilai ini tidak diterima dengan baik oleh driver JDBC MySQL.
Berikut contoh kode program dalam Java
String sql = "select * from hari_besar_nasional";
ResultSet rs = connection.createStatement().executeQuery(sql);
while(rs.next()){
System.out.println("Tanggal : "+rs.getDate("tanggal");
System.out.println("Keterangan : "+rs.getString("keterangan");
}
rs.close();
Jika ada data yang berisi 0000-00-00, maka akan terjadi exception sebagai berikut:
java.sql.SQLException: Cannot convert value ‘0000-00-00 00:00:00’
Masalah ini dijelaskan di dokumentasi MySQL ini.
Solusinya adalah mengganti parameter koneksi database, yang tadinya seperti ini :
jdbc:mysql://localhost/nama_database
menjadi seperti ini
jdbc:mysql://localhost/nama_database?zeroDateTimeBehavior=convertToNull
03 Mar 2009
Saya menggunakan VMWare secara intensif dalam proses development.
Salah satu penggunaannya adalah untuk menginstal aplikasi atau database milik client. Beberapa merek database seperti Oracle relatif invasif terhadap sistem, misalnya mendikte jumlah swap ataupun mengharuskan mengedit kernel parameter. Tentunya ini membuat kotor sistem operasi saya.
Selain itu, kadangkala client menggunakan sistem operasi yang berbeda dengan yang saya gunakan. Ini juga dapat diselesaikan dengan menggunakan VMWare.
Saya menyimpan file-file VM di harddisk eksternal, untuk meningkatkan performance. Menurut Jeff Atwood, kinerja VM akan meningkat bila dia berada di harddisk yang berbeda dengan hostnya.
Penyimpanan di harddisk eksternal ini ternyata mengundang sedikit masalah. Kadangkala network interface VM saya menghilang. Masalah ini terjadi pada kombinasi host Ubuntu dan guest Ubuntu.
Setelah googling kesana kemari, ternyata ini disebabkan oleh beberapa hal :
-
Ubuntu me-mount partisi harddisk eksternal secara acak. Kadang partisi 1 dimount ke /media/disk-1, kadang ke /media-disk-2
-
Bila posisi mount berubah, VMWare akan menggenerate UUID (ID unik untuk guest VM) baru
-
Setiap kali UUID berubah, MAC Address network interface guest VM juga berubah.
-
Ubuntu di guest VM meng-cache MAC address, sehingga kalau MAC yang dia cache tidak ada, network interface tersebut tidak akan diload
Solusinya mudah, yaitu menghapus cache MAC address di guest Ubuntu, dan merestartnya. Caranya, login ke guest OS, lalu hapus file /etc/udev/rules.d/70-persistent-net.rules. Setelah itu restart.
sudo rm /etc/udev/rules.d/70-persistent-net.rules
sudo reboot
Setelah restart, guest VM akan kembali memiliki ethernet card.
16 Jan 2009
Bila kita membuat aplikasi Java yang menggunakan database, pasti kita akan membuat satu file untuk konfigurasi koneksi database, biasanya diberi nama jdbc.properties. Isinya kira-kira sebagai berikut:
jdbc.driver = com.mysql.jdbc.Driver
jdbc.url = jdbc:mysql://localhost/belajar
jdbc.username = belajar
jdbc.password = java
Cepat atau lambat, kita akan menemui kebutuhan untuk menyembunyikan nilai yang diisikan ke dalam file tersebut untuk alasan keamanan. Tentunya kita tidak ingin orang yang bisa membaca file tersebut login ke database dan melihat berbagai data rahasia dalam database.
Kita ingin mengenkripsi minimal variabel jdbc.password
, supaya tidak bisa dibaca sembarang orang. Bila kita menggunakan Spring Framework untuk membaca file tersebut, kita bisa menggunakan Jasypt yang mampu menangani masalah enkripsi file tersebut.
Lanjut membaca ...
10 Nov 2008
Dalam membuat aplikasi, seringkali kita membutuhkan source-code dari aplikasi lainnya. Misalnya, jika kita sudah membuat cukup banyak aplikasi, maka fitur login dan logout pasti sudah sering kita buat.
Daripada menulis ulang fitur tersebut, alangkah lebih baiknya jika kita reuse kode programnya dalam aplikasi yang akan dibuat. Dengan demikian, setelah melewati beberapa project, kode program yang direuse tersebut akan bertambah kemampuannya dan semakin canggih.
Kita dapat melakukan hal ini dengan menggunakan fitur svn external. Misalnya struktur kode program kita terdiri dari modul berikut:
-
Master Data
-
Transaksi
-
Report
-
Security
Kita ingin me-reuse kode program security yang ada di aplikasi lain. Dengan demikian, kita perlu menambahkan folder tersebut ke dalam source-tree kita.
Untuk melakukan hal tersebut, kita mengedit property Subversion yang bernama svn:externals. Berikut cara menambah property tersebut :
-
Checkout dulu seluruh trunk.
svn co http://repo.server.com/svn/nama-project/trunk project-saya
-
Tambahkan property svn:externals ke project yang sudah ada.
svn propset svn:externals “modul-security http://repo.server.com/svn/project-lain/trunk/modul-security” project-saya
-
Commit deh
cd project-saya
svn ci -m “tambahkan property svn:external”
-
Untuk mengambil source code modul-security, lakukan svn update
svn update
Kode program modul-security siap digunakan. Ingat, kalau kita melakukan perubahan di dalamnya dan melakukan commit, maka perubahan akan dikirim ke repository asalnya, yaitu http://repo.server.com/svn/project-lain/trunk/modul-security
Lalu bagaimana kalau kita tidak ingin mengikuti perkembangan modul-security? Bisa saja ada programmer lain yang mengubah modul-security dan menyebabkan kode kita rusak.
Caranya, referensikan modul-security ke tags, jangan ke trunk.
Demikian cara berbagi kode program lintas project. Semoga bermanfaat.
05 Oct 2008
Pada rangkaian artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang:
-
Instalasi Ivy
-
Build Management dengan Ivy
-
Otomasi Build Process dengan Ant
-
Publish Modul ke Repository
-
Deklarasi internal dependency
-
Deklarasi external dependency
-
Ivy Configuration
Semua konsep dan pengetahuan di atas memungkinkan kita untuk menggunakan Ivy secara efektif untuk mengelola pembuatan aplikasi. Tetapi ada sedikit hal yang masih mengganjal, yaitu borosnya bandwidth yang digunakan selama build process dilakukan.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara membuat mirror repository, sehingga pengambilan artifak dapat dilakukan dari server internal maupun harddisk lokal, sehingga tidak memboroskan bandwidth.
Di artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang deklarasi resolver. Resolver adalah konfigurasi yang menyatakan lokasi repository. Ada beberapa jenis resolver yang disediakan Ivy:
-
Filesystem : repository Ivy di harddisk lokal
-
URL : repository Ivy yang diakses melalui protokol http
-
SSH : repository Ivy yang diakses melalui protokol scp/ssh
-
SFTP : repository Ivy, diakses melalui protokol sftp
-
VFS : repository Ivy, kompatibel dengan file system yang didukung oleh Apache Commons VFS, diantaranya WebDAV, FTP, ZIP, dan sebagainya
-
Ibiblio : repository Maven 2, diakses melalui protokol http
Sebagai contoh kasus, kita akan membuat mirror dari repository ivy milik SpringSource dan repository Maven2 di Ibiblio.
Pertama, kita deklarasikan dulu resolver untuk kedua repository sumber.
Konfigurasi ini dibuat dalam ivysettings.xml.
SpringSource memiliki dua repo berbeda, untuk artifak yang dihasilkannya sendiri (Spring Portfolio) disebut dengan release, dan untuk pustaka external (Hibernate, JSF, dsb; disebut dengan external. Berikut konfigurasi untuk kedua repo SpringSource, sesuai dengan dokumentasinya:
<url name="springsource.release.repo.resolver">
<ivy pattern="http://repository.springsource.com/ivy/bundles/release/[organisation]/[module]/[revision]/[artifact]-[revision].[ext]" />
<artifact pattern="http://repository.springsource.com/ivy/bundles/release/[organisation]/[module]/[revision]/[artifact]-[revision].[ext]" />
</url>
<url name="springsource.external.repo.resolver">
<ivy pattern="http://repository.springsource.com/ivy/bundles/external/[organisation]/[module]/[revision]/[artifact]-[revision].[ext]" />
<artifact pattern="http://repository.springsource.com/ivy/bundles/external/[organisation]/[module]/[revision]/[artifact]-[revision].[ext]" />
</url>
Dan ini adalah resolver untuk Ibiblio.
<ibiblio name="maven2" m2compatible="true" />
Repository SpringSource akan kita mirror di http://repo.artivisi.com/ivy/springsource/
dengan struktur folder nama-organisasi/nama-modul/nomer-revisi/[artifak]-[revisi].[extension]
. Folder tersebut berada di mesin repo.artivisi.com
dalam folder /var/www/repo.artivisi.com/ivy/springsource
. Berikut konfigurasi repo mirror-springsource.
<ssh name="springsource.mirror.resolver" keyFile="${user.home}/.ssh/id_rsa" host="repo.artivisi.com" user="${mirror.host.user}">
<ivy pattern="/var/www/repo.artivisi.com/ivy/springsource/[organisation]/[module]/[revision]/[artifact]-[revision].[ext]" />
<artifact pattern="/var/www/repo.artivisi.com/ivy/springsource/[organisation]/[module]/[revision]/[artifact]-[revision].[ext]" />
</ssh>
Repository Ibiblio akan kita mirror di http://repo.artivisi.com/ibiblio
dengan struktur folder berbeda, untuk metadata sebagai berikut: [nama-organisasi]/[nama-modul]/ivys/ivy-[nomer-revisi].xml
, dan untuk artifak sebagai berikut: [nama-organisasi]/[nama-modul]/[jenis]s/[artifak]-[nomer-revisi].[extension]
. Folder tersebut berada di mesin repo.artivisi.com
dalam folder /var/www/repo.artivisi.com/ibiblio
. Berikut konfigurasinya:
<ssh name="ibiblio.mirror.resolver" keyFile="${user.home}/.ssh/id_rsa" host="repo.artivisi.com" user="${mirror.host.user}">
<ivy pattern="/var/www/repo.artivisi.com/ibiblio/[organisation]/[module]/ivys/ivy-[revision].xml"/>
<artifact pattern="/var/www/repo.artivisi.com/ibiblio/[organisation]/[module]/[type]s/[artifact]-[revision].[ext]"/>
</ssh>
Setelah kita memiliki dua repository sumber dan dua repository tujuan, kita buat target untuk melakukan mirroring. Di Ivy, kegiatan mirroring ini disebut dengan istilah install. Kita memiliki tiga target install, untuk ibiblio, SpringSource release, dan SpringSource external. Berikut deklarasi targetnya, kita masukkan di ivybuilder.xml
bersama dengan target untuk resolve dan publish.
<target name="install-springsource-release" description="--> install dependency from springsource repo">
<ivy:install
organisation="${organisation}"
module="${module}"
revision="${revision}"
from="${springsource.release.repo.resolver}"
to="${springsource.mirror.resolver}"
transitive="true"
overwrite="true"
/>
</target>
<target name="install-springsource-external" description="--> install dependency from springsource repo">
<ivy:install
organisation="${organisation}"
module="${module}"
revision="${revision}"
from="${springsource.external.repo.resolver}"
to="${springsource.mirror.resolver}"
transitive="true"
overwrite="true"
/>
</target>
<target name="install-ibiblio" description="--> install dependency from ibiblio maven2 repo">
<ivy:install
organisation="${organisation}"
module="${module}"
revision="${revision}"
from="${ibiblio.repo.resolver}"
to="${ibiblio.mirror.resolver}"
transitive="true"
overwrite="true"
/>
</target>
Seperti kita lihat di atas, deklarasi target install cukup generik, dengan menggunakan variabel yang bisa di-override pada saat runtime. Untuk target install-springsource-external
, kita gunakan repo external SpringSource sebagai sumber, dan mirror-springsource sebagai tujuan. Target install-springsource-release
dan install-ibiblio
juga mirip.
Sekarang saatnya kita coba. Mari kita install Hibernate Annotations versi 3.3.1.GA. Modul ini ada di repository SpringSource external.
Langkah pertama, cari dulu modul yang kita inginkan. Kita bisa gunakan halaman search yang telah disediakan. Dari hasil pencarian, kita menemukan modul yang diinginkan, berikut dengan deklarasi dependensinya. Sekarang kita telah mengetahui nama organisasi, nama modul, dan nomer revisinya.
ant install-springsource-external -Dorganisation="org.hibernate" -Dmodule="com.springsource.org.hibernate.annotations" -Drevision="3.3.1.ga"
Ivy akan melakukan resolve dan melihat semua dependensi dari Hibernate Annotations versi 3.3.1.GA. Setelah itu, Ivy akan mendonlodnya ke cache lokal, untuk kemudian diupload melalui scp ke lokasi mirror.
Terakhir, tentunya mirror repository ini akan diakses orang menggunakan http, bukan ssh. Jadi kita harus buatkan resolver untuk mengakses http://repo.artivisi.com/ivy/springsource
dan http://repo.artivisi.com/ibiblio
. Berikut konfigurasinya, kita satukan menggunakan chain-resolver.
Demikianlah rangkaian tutorial tentang penggunaan Ivy. Mungkin banyak pembaca yang membatin,
Buat apa repot-repot, pakai Netbeans atau Eclipse kan juga bisa bikin jar/war.
Biar saya kasih bocoran sedikit tentang dapur ArtiVisi. Kami akan mengadopsi SOA (Service Oriented Architecture) dalam semua produk dan project kami. Adopsi ini dilakukan di level mikro dengan menggunakan platform OSGi. Karakteristik utama aplikasi SOA dengan OSGi adalah aplikasi akan terdiri dari banyak modul-modul kecil yang saling berinteraksi. Contohnya bisa dilihat di diagram modul yang disajikan di awal artikel.
Memecah aplikasi besar menjadi modul-modul kecil tidak terlalu sulit. Siapapun yang mengenal keyword import
dan konsep CLASSPATH di Java bisa melakukannya. Yang sulit adalah mengelola kegiatan development dan integrasi antar modul. Oleh karena itu, penggunaan dependency management seperti Ivy atau Maven2 adalah hal yang wajib.
Pembaca bisa memilih apakah akan menggunakan Maven2 ataupun Ivy. Konsep dasarnya mirip, tapi implementasinya berbeda. Jadi, kalau sudah menguasai Ivy, Maven2 tidak sulit. Demikian juga sebaliknya. Silahkan mencari yang sesuai dengan kebutuhan tim Anda.